Parabel Kitab Sutra Teratai

Kitab Sutra Teratai adalah salah satu dari teks Mahayana awal, judulnya dalam bahasa Sanskerta adalah Saddarma-Pundarika Sutra (Sutra dari Dharma Hakiki seperti Teratai Putih).

Dharmaraksa menerjemahkannya ke dalam bahasa Mandarin sebagai Zheng Fahua Jing (Kitab Sutra Teratai dari Dharma Hakiki) dan Kumarajiva menerjemahkannya sebagai Miaofa Lian Huajing, Kitab Sutra Teratai dari Hukum yang Menakjubkan.

Judul “Kitab Sutra Teratai” adalah Sangkita yang sering digunakan. Diperkirakan bahwa Kitab Sutra Teratai disadurkan dalam bahasa Sanskerta dalam bentuk yang paling mendekati versi saat ini antara abad ke-1 Sebelum Masehi hingga abad ke-2 Masehi. Kitab Sutra Teratai membabarkan ajaran bahwa seluruh makhluk hidup memiliki potensi untuk mencapai Kebuddhaan (satu kendaraan Buddha) dan menceritakan peristiwa ketika Sariputra

dan murid-murid lainnya dari Sang Buddha diramalkan akan memperoleh pencerahan di masa yang akan datang. Selain itu Sakyamuni mengungkapkan bahwa Ia sesungguhnya telah mencapai pencerahan pada masa lampau yang sangat jauh. Ia juga menyatakan bahwa Bodhisattva dari bumi adalah murid

langsungnya, yang akan melaksanakan misi menyebarkan Kitab Suci Teratai.

Salah satu sifat khas dari Kitab Sutra Teratai adalah penekanan pada keyakinan terhadap kitab suci itu sendiri, hal ini mungkin disebabkan karena ajaran ini sebelumnya disebarkan secara lisan dan baru dicatatkan dalam bentuk tulisan di kemudian hari.

Kemunculan dari banyak Bodhisattva yang populer membuktikan manfaat yang diperoleh dari memiliki keyakinan kepada kitab ini.