Fathul Muin Terlengkap

Kitab Fathul Mu’in adalah syarah dari kitab yang berjudul Qurratu Al-‘Aini bi Muhimmati Ad-Din. Oleh sebab itulah pengarang kitab ini memberi judul dengan Fathu Al-Mu’in Bisyarhi Qurratu Al-‘Aini bi Muhimmati Ad-Din.

Penulisnya bermana Ahmad Zainuddin bin Asy-Syaikh Abdul Aziz bin As-Syaikh Abu Yahya Zainuddin bin Ali bin Ahmad Al-Ma’bari Al-Fanani Asy-Syafi’i. Disingkat dan populer dengan nama Zainuddin Al-Malibari.

Zainuddin Al-Malibari berasal dari Malabar, yaitu sebuah daerah yang ada di India. Karena itu, dalam namanya disebut Al-Malibari yang dinisbatkan pada Malabar.

Penyebutan Al-Malibari berdasarkan pada ucapan lisan yang populer. Az-Zirikli dalam Al-A’lam melafalkan dengan Al-Mallibari, dengan menstasdidkan huruf lam.

Ibnu Bathuthah dalam kitabnya berjudul Tuhfatu An-Nudzar fi Gharaibi Al-Amshar wa ‘Ajaibi Al-Asfar melafalkan dengan Al-Mulaibari.

Sedangkan Al-Ma’bari disandarkan pada daerah bernama Ma’bar yang ada di sebelah timur Malabar. Dan Al-Fanani disandarkan pada daerah bernama Ponnani, masih termasuk dalam wilayah Malabar.

Sejauh ini belum ada keterangan secara akurat kapan Zainuddin Al-Malibari dilahirkan dan wafat. Hanya saja ada yang menyebutkan tempat kelahirannya adalah kota Chombal di dekat kota Mahe daerah Kannur, di wilayah utara Kerala atau yang dikenal dengan sebutan Malabar tadi. Dan ada yang menyebutkan lahir pada tahun 938 H.

Zainuddin Al-Malibari adalah seorang yang alim dan fakih, termasuk ulama tersohor di abad ke-10 Hijriyah atau abad ke-15 Masehi. As-Sayyid Al-Bakri menyebutkan di akhir Hasyiyah I’anatu Ath-Thalibin bahwa Allah telah mengabulkan doa Zainuddin Al-Malibari yang tertulis di akhir kitab Fathu Al-Mu’in. Allah menjadikan kitabnya bermanfaat bagi umat dan pahalanya mengalir sepanjang masa.

Guru Zainuddin Al-Malibari banyak. Di antaranya yang paling terkenal adalah Ibnu Hajar Al-Haitami (974 H). Jika Al-Malibari menyebut syaikhuna dalam kitabnya maka yang dimaksud adalah gurunya yang bernama Ibnu Hajar Al-Haitami.

Gurunya yang lain adalah Ibnu Ziyad. Zainuddin Al-Malibari sering menyebutkan kalimat syaikhuna ibnu ziyad dalam kitab Fathu Al-Mu’in, maka yang dimaksud adalah gurunya yang bernama Ibnu Ziyad; namanya Abdurrahman bin Abdulkarim Al-Maqshari Az-Zabidi Asy-Syafi’i.

Selain itu Al-Malibari juga berguru kepada Abdul Aziz bin Abdul Ali, atau terkenal dengan nama Az-Zamzami, dia adalah ulama besar Mekah pada masanya. Dan berguru pada sejumlah ulama lain.

Fathu Al-Mu’in bukan kitab satu-satunya yang ditulis oleh Zainuddin Al-Malibari. Beberapa kitabnya yang lain adalah Ihkamu Ahkami An-Nikah, Irsyadu Al-Ibad Ila Sabili Ar-Rasyad, Al-Fatawa Al-Hindiyah, Al-Jawahir fi ‘Uqubati Ahli Al-Kabair, dan lain sebagainya.

Fathu Al-Mu’in adalah kitab bermutu tinggi. Allah takdirkan sebagai kitab terkenal dan tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Dipelajari dan diajarkan kepada para penuntut ilmu, terutama di Malabar sendiri, di India; negeri asal penulisnya.

Bukan hanya di India, kitab ini juga diajarkan di Mesir, Syam, Mekah, Madinah, Suriyah, Damaskus, Yaman, Hadromaut, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan di penjuru daerah yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tersebarnya mazhab Syafi’i di Malabar sudah terjadi sejak lama, di antara yang berpengaruh kuat dalam menyebarkan mazhab Syafi’i adalah Zaiunuddin Al-Malibari dengan karya-karyanya dalam bidang fikih. Selain itu juga karena dia seorang ahli ibadah dan tokoh besar tasawuf di zamannya.

Pada tahun 1287 H kitab Fathu Al-Mu’in dicetak untuk yang pertama kalinya. Tepatnya di sebuah penerbitan di Boulaq, Mesir. Kemudian dicetak ulang pada tahun 1304 H, dan dicetak kembali pada tahun 1309 H.

Di beberapa penerbit lain juga dicetak dalam jumlah sangat banyak, seperti penerbit Wadi An-Nail yang ada di Mesir juga mencetak kitab Fathu Al-Mu’in ini. Bahkan sampai sekarang banyak penerbitan yang masih mencetak kitab Fathu Al-Mu’in.