Shri Siddharoodha

Sadguru Siddharudha Maharaj hidup dalam gaya pertapa sepanjang hidupnya. Dia mengutuk praktik kastaisme dan memahami keilahian dalam segala hal yang ada, serta tidak setuju dengan gagasan umum bahwa Brahmana adalah satu-satunya yang berhak atas pembebasan, dengan yakin meyakini bahwa setiap orang memiliki hak yang sama. Dianggap sebagai inkarnasi Siwa, salah satu dewa Trinitas Hindu, Siddharudha meninggalkan rumah dan ikatan keluarganya pada usia sangat muda 6 tahun, dan menetapkan tujuan untuk menemukan Satguru atau guru spiritualnya. Siddharudha kemudian menyerahkan dirinya, sebagai seorang siswa, kepada jiwa yang sadar Shri Gajadandaswami, dan melayani di ashram-nya.

Menurut buku Siddharoodh Charitra karya Shivadas, Siddharudha diberkati oleh gurunya dan diminta untuk melakukan ziarah dengan tujuan membantu mereka yang membutuhkan, menghilangkan ketidaktahuan, dan mengungkapkan jalan yang benar menuju pencerahan spiritual bagi mereka yang mencari. Sejak saat itu, Siddharudha melakukan perjalanan dari Kashmir ke Kanyakumari, memberikan kebijaksanaan yang tepat untuk kebangkitan spiritual dan pembebasan metodis kepada semua orang yang menyadari standar praktik spiritualnya yang patut dicontoh sebelum berangkat ke Hubli, di mana ia dengan cepat dikenal karena pengetahuan spiritualnya & kesucian yang sempurna. . Orang-orang mencarinya dari negara-negara tetangga untuk hiburan, kepuasan hasrat, dan pencerahan spiritual.

Dia meninggal di Hubballi pada tahun 1929 dan dimakamkan di ashram-nya. Dia diyakini melakukan mujizat bagi para penyembahnya. [Siapa?] Sebuah pepatah yang ditulis dalam Bahasa India asli

Siddharudhara Jolige Jagakkella holige