
KISAH KETELADANAN UMAR BIN KHATHAB
KISAH KETELADANAN UMAR BIN KHATHAB 정보
KISAH KETELADANAN UMAR BIN KHATHAB
Kisah Hidup Umar ibn Khattab
Seorang pendekar Islam dengan julukan – Singa Padang Pasir – sudah tidak asing lagi di telinga-telinga kita. Dia adalah Umar ibn Khattab dengan keberanian yang tak dapat diragukan lagi. Baik oleh kalangan kaum kafir Quraisy saat itu, dan umat Islam sendiri mengakui kegagahan dan keberaniannya terhadap musuh-musuhnya. Namun ketika ia masuk Islam, dirinya lebih berpihak kepada ajaran nabi Muhammad Saw. sehingga agama Islam disegani oleh kafir Qurasiy saat itu.
Buku Kisah Hidup Umar ibn Khattab merupakan seri buku dari kisah-kisah empat sahabat yang pernah menjadi khalifah dalam kepemimpinan besar Islam setelah Rasulullah wafat. Empat kepemimpinan besar itu dikenal dengan masa kepemimpinan khalafaur rasyidin. Kehadiran buku ini merupakan sebuah bentuk apresiasi penulis untuk menghidupkan kembali Umar-Umar di masa silam. Agar bentuk dan tindakan yang pernah dilakukan oleh Umar ibn Khttab bisa menjadi panutan dalam pemerintahan di masa sekarang.
Umar ibn Khattab sendiri merupakan sosok pemimpin yang keras dalam tindakannya namun dalam pandangan nalar pikiran dan hatinya sangat lembut yang berselimut bijak. Dari seking keras dan ketegasannya, Umar ketika sudah masuk Islam mendapat julukan al-faruq – pemisah – antara yang baik dan jelek. Namun ada pula yang menyebutnya sebagai pemisah kepala mereka yang dzalim, lalim dan bermaksiat.
Sehingga Umar disegani oleh berbagai kalangan berkat ketegasannya dalam memutus suatu perkara. Jika perkara itu buruk, maka dengan lantang ia akan menyuarakannya sebagai suatu pekerjaan hina dan harus dihindari. Begitu pula sebaliknya, ketegasannya mencerminkan suatu sikap pemimpin yang bijak dan independen yang tidak bisa diatur oleh siapapun dalam membela yang hak dan yang batil. Kehadiran Umar memancarkan keteduhan bagi kaum fakir dan kegentaran bagi kaum kafir.
Meskipun Umar dalam sejarah hidupnya dipandang sebagai sosok yang keras dan tegas, namun dirinya juga memiliki sifat warak dan hati-hati, rendah hati, sabar, adil, dan pengasih kepada kaumnya. Sifat-sifat demikian yang perlu menjadi contoh dalam menjalani hidup ini. Lebih-lebih bagi seorang pemimpin harus menjadi Umar-Umar yang disegani oleh pihak manapun dengan ketegasan dan kebijakannya yang selalu bersandar pada kebenaran (Hal. 187).
Inspirasi hidup yang dimunculkan oleh buku ini perlu diacungi jempol. Kisah-kisahnya tentang Umar sarat dengan makna kehidupan yang hakiki. Patut untuk menjadi teladan yang utama dalam hal makanan, urusan perut yang bisa menyangkut finansial, mental, dan bahkan taruhan kematian. Umar selalu hati-hati dengan makanan yang tidak jelas halal-haramnya. Bahkan jika makanan atau minuman itu haram dan telah masuk ke tubuh Umar, lantas ia langsung memasukkan jari tangannya agar apa yang ia telan dari barang haram itu bisa dimuntahkan dan tak berkembang manjadi daging dalam tubuhnya. Begitulah sikap Umar terhadap hal yang bukan haknya.